Pivot Point


Dokter Saham Dokter Saham | 08 Jul 2019

Pivot Point dipakai untuk memiliki gagasan tentang ke mana arah pasar selama hari itu setelah melakukan hanya beberapa perhitungan sederhana pada harga penutupan (close price), tinggi (high price) dan rendah (low price) dari hari sebelumnya dan dalam beberapa versi harga buka (open price) hari ini.

Pivot Point dapat digunakan sebagai indikator pre-diktif untuk mengidentifikasi level support dan resistance kunci, yang disebut level pivot, dan dapat digunakan untuk meramalkan arah jangka pendek yang akan diambil pasar selama hari itu.

Tiga level resistance bernama R1 (level resistansi pertama), R2 (level resistansi kedua) dan R3 (level resistansi ketiga); titik pivot utama (PP); dan tiga level support bernama S1 (level support pertama), S2 (level support kedua) dan S3 (level support ketiga). Pivot Point juga dapat digunakan untuk dengan cepat menentukan arah pasar dengan pasar yang dianggap bullish saat dibuka di atas PP, dan bearish ketika dibuka di bawah PP.

Classic Pivot Point

Classic Pivot Point adalah pivot point yang paling umum digunakan dan bergantung pada harga tinggi (high), rendah (low), dan tutup (close) periode sebelumnya untuk menghitung pivot point utama:
 
Pivot Point (P) = (previous high + previous low + previous close) / 3
 
Resistansi 1 (R1) = (P x 2) - Low
Resistansi 2 (R2) = P + (High - Low)
Resistansi 3 (R3) = High + (2 x (P - Low))
Support 1 (S1) = (P x 2) - High
Support 2 (S2) = P - (High - Low)
Support 3 (S3) = Low - (2 x (High - P))
 
Woodies Pivot Point

Woodies Pivot Point mirip dengan Classic Pivot Point dengan pengecualian bahwa Woodies mengabaikan harga penutupan periode sebelumnya dan memberikan signifikansi yang lebih besar terhadap harga buka periode saat ini. Dengan demikian, rumus yang digunakan untuk menghitung titik pivot utama menggunakan metode pivot Woodies adalah:


Formula: (previous high + previous low + (2 x current open)) / 4

 

Menggunakan Pivot Point
Tujuan umum di pemakaian pivot point adalah untuk mencari pembalikan (reversal) atau penembusan (break) level R1 atau S1 tergantung di mana pasar dibuka.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, jika pasar terbuka di atas Pivot Point, itu dianggap bullish dan Anda harus menonton level R1 untuk entri panjang yang potensial. Idealnya, Anda akan memperkirakan pasar akan sedikit terhenti di R1 sebelum naik ke R2, di titik mana pasar seharusnya sudah jenuh beli dan mungkin menjadi titik keluar potensial. Namun, jika pasar memiliki momentum yang cukup, bisa mematahkan R2 dan beralih ke R3.

Jika pasar terbuka di atas R1 maka R2 akan menjadi entri potensial dan R3 akan menjadi potensi keluar.

Jika pasar dibuka di bawah Pivot Point, itu dianggap bearish dan Anda harus mengawasi level S1 untuk entri pendek potensial. Idealnya, Anda akan mengharapkan pasar untuk sedikit terhenti di S1 ​​sebelum pindah ke S2, di mana pasar harus oversold, membuat S2 titik keluar potensial. Namun, jika pasar memiliki momentum yang cukup, bisa mematahkan S2 dan bergerak menuju S3.

Jika pasar terbuka di bawah S1 maka S2 akan menjadi entri potensial dan S3 akan menjadi potensi keluar.

 

Istilah Popular